adanya pelaporan dari petugas RSUD Wangaya Denpasar pada tanggal 10 Pebruari 2025 prihal adanya ibu hamil yang mealhirkan pada salah satu bidan di wilayah kelurahan kampung bugis dimana masih tertinggalnya placenta (ari-ari) didalam rahim yang mana pasien tidak diantar ke Rumah sakit. sementara kondisi bayinya telah meninggal, oleh suami ibu diajak ke denpasar karena suami bekerja masih dengan kondisi tetep dalam rahim yg sudah 48 jam belum juga lahir

setelah dilakukan investigasi dan pelacakan ke bidan yang dimaksud bersama Tim dari Dinkes Buleleng dan Puskesmas Buleleng I, bidan tidak mengakui kalau pada waktu yang dilaporkan oleh suami ibu hamil tidak ada persalinan yang diterima di praktik nya, dan bidan menyampaikan bahwa sudah hapir 10 tahun sudah tidak menerima pasien.

akhirnya Tim Dinkes, IBI Buleleng dan UPTD Puskesmas Buleleng I menyampaikan hasil investigasi tersebut ke RS Wangaya, Tim RS kembali melakukan wawancara kepada pihak suami akan kebenaran kejadian sebenarnya, dan akhirnya suami menyampaiakn bahwa sebenarnya bahwa ibu hamil melahirkan dirumahnya di denpasar dan ditolong oleh ibunya, bayi yang lahir berjenis kelamin laki-laki dalam kondisi meninggal.

dengan kasus ini kami sebagai pengurus organisasi profesi mengambil sikap bahwa kita harus tetap belajar memahami situasi kondisi di masayarakat yang banyak tantangan permasalahan yang kompleks tentunya dengan karakter masyakarat yang beragam, dengan cerita yang  direkayasa dengan indikasi pembohongan informasi. kerjasama kolaborasi dengan lintas sektoral sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah seperti ini.

semoga ke depan hal ini tidak terjadi lagi.